Pesona Janti Park: Tempat Rekreasi Favorit Keluarga
Janti Park adalah sebuah inisiatif wisata yang berlokasi di Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Nama “Janti” diambil dari lokasi objek wisata yang berada di Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, sedangkan “Park” yang berarti “taman”. Destinasi wisata ini didirikan sebagai solusi inovatif untuk memanfaatkan tanah desa yang luas dan memiliki potensi besar. Janti Park dibangun dengan mengusung konsep taman yang menggabungkan elemen air, dengan sumber air berasal dari tanah.
Pembangunan Janti Park dimulai pada tahun 2018, dengan pembukaan dan penataan lahan seluas 1,3 hektare menggunakan Dana Desa. Pada 2019 mulai dilakukan pembangunan beberapa fasilitas berupa dua kolam anak, kolam dewasa, serta penanaman pohon dan bunga. Pada 20 Desember 2020, grand opening dilakukan dengan menambah beberapa fasilitas. Janti Park mulai beroperasi pada 2021 dengan tetap melakukan penambahan fasilitas. Setelah pandemi Covid-19, Janti Park kembali beroperasi pada tahun 2022 dengan tambahan fasilitas yang didanai oleh Dana Desa dan Dana Pengembangan. Pengembangan Janti Park terus berlanjut hingga tahun 2023 dengan penambahan luas area pembangunan ke arah utara, menggunakan Anggaran Dana Desa dan Dana Pengembangan.
Pada awalnya, Janti Park memiliki dua unit utama, yaitu wisata dan perdagangan. Setelah dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), unit perdagangan melakukan pembangunan restoran untuk menarik lebih banyak pengunjung. Pada awal operasinya, tenaga kerja Janti Park sebagian besar berasal dari karang taruna desa. Seiring berjalannya waktu, ibu-ibu PKK juga dilibatkan untuk mengisi bagian dapur. Akan tetapi, SDM di Janti Park sebagian besar berasal dari warga lokal karena dikelola oleh BUMDes agar dapat bermanfaat untuk masyarakat Desa Janti. Janti Park juga menggandeng Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan sistem konsinyasi untuk memperbanyak variasi makanan yang dijual di area wisata. Tidak hanya makanan, UMKM yang ada di Janti Park juga berupa penjualan pakaian yang berasal dari usaha milik masyarakat desa.
Janti Park menawarkan tiket masuk yang murah, namun fasilitas di dalamnya tetap berkualitas. Sebagai pembeda Janti Park dengan wisata lainnya, dibuatlah taman dan rumah salju yang menghasilkan busa, sehingga terciptalah mandi salju. Pengunjung Janti Park berasal dari berbagai kalangan, mulai dari rombongan keluarga, sekolah, ibu-ibu PKK, hingga berbagai komunitas. Janti Park terkenal sebagai destinasi wisata yang murah dengan berbagai sarana dan prasarana, seperti kolam renang, outbound, kolam terapi ikan, tempat selfie, camping ground, restoran, lesehan, pendopo, gazebo, mushola, dan kamar mandi. Pengunjung juga diberikan kebebasan untuk membawa makanan dari luar, yang menambah daya tariknya.
Janti Park berencana untuk melakukan pengembangan area di sebelah utara untuk area glamping, pembangunan kolam arus dan restoran baru. Pada awalnya, lahan yang digunakan hanya 1,3 hektare, tetapi dengan adanya rencana pengembangan, maka total luasnya hampir 4 hektare.
Berbagai tantangan telah dihadapi, tetapi Janti Park tetap menjadi destinasi favorit berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Dengan jumlah pengunjung yang bisa mencapai ribuan saat musim liburan, Janti Park berharap bisa terus berkembang dan memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat. Janti Park mengandalkan dana desa dan laba usaha untuk pengembangan, tanpa investasi dari masyarakat. Janti Park adalah contoh sukses bagaimana sebuah desa dapat memanfaatkan potensi lokal untuk menciptakan destinasi wisata yang bermanfaat bagi masyarakat. Dengan fasilitas yang terus berkembang dan dukungan dari berbagai elemen masyarakat, Janti Park berkomitmen untuk menjadi wisata unggulan di Klaten, memberikan pengalaman wisata yang menarik dan beragam bagi pengunjung.
Hi, this is a comment.
To get started with moderating, editing, and deleting comments, please visit the Comments screen in the dashboard.
Commenter avatars come from Gravatar.